Layangan Putus: Film Penuh Emosi yang Bikin Penonton Terseret Arus Drama

Waktu pertama kali dengar tentang Layangan Putus, jujur aku nggak langsung tertarik. Kupikir, “Ah, paling drama rumah tangga biasa.” Tapi ternyata aku salah besar. Nonton episode pertamanya aja, aku langsung kejebak di dunia Kinan dan Aris. Rasanya kayak ikut duduk di ruang tamu mereka, nyaksiin semua kekacauan itu secara langsung.

Movie Layangan Putus, yang awalnya viral sebagai kisah curhatan di media sosial, sukses diangkat jadi serial drama Indonesia yang bikin penonton geregetan, baper, bahkan marah. Bukan cuma karena ceritanya yang relate, tapi juga karena akting dan penyajian visualnya yang bikin kita merasa: “Ini tuh gue banget.”

Sinopsis Layangan Putus: Kisah Kinan yang Terbang Tanpa Tali

Prime Video: Layangan Putus The Movie

Layangan Putus bercerita tentang kehidupan rumah tangga Kinan dan Aris. Dari luar, rumah tangga mereka terlihat sempurna. Kinan adalah seorang ibu dan istri yang penuh kasih, sementara Aris, suaminya, adalah pria sukses dan perhatian. Tapi, semua itu mulai retak saat Kinan mencium aroma perselingkuhan Cnn indonesia.

Awalnya cuma kecurigaan kecil. Tapi seperti efek domino, satu demi satu rahasia Aris terungkap. Yang bikin sakit, perselingkuhan ini bukan sekadar khilaf, tapi udah masuk tahap pengkhianatan yang dalam. Dan lebih parah lagi, Aris bahkan sempat mencoba memutarbalikkan kenyataan, membuat Kinan merasa “gila” atas semua kecurigaannya.

Judul “Layangan Putus” sendiri adalah metafora jenius. Kinan diibaratkan seperti layangan yang dulu terikat kuat oleh benang cinta dan kepercayaan, namun akhirnya terputus karena pengkhianatan. Ia terombang-ambing oleh angin kehidupan, tanpa arah, tapi justru di situlah kekuatannya diuji.

Kenapa Layangan Putus Sangat Seru?

Nah, ini nih yang bikin aku nggak bisa berhenti nonton sampai subuh.

  1. Alur Cerita yang Realistis tapi Bikin Geregetan
    Drama dalam film ini tuh nggak asal lebay. Justru karena ceritanya bisa banget kejadian di sekitar kita, penonton jadi terhanyut. Setiap kebohongan Aris, setiap air mata Kinan, rasanya kayak ikut mengalami. Apalagi waktu Kinan ngomong, “It’s my dream, not hers!” — duh, itu legend banget. Satu kalimat tapi nusuk!

  2. Twist yang Nggak Ketebak
    Beberapa bagian memang bisa ditebak, tapi ada juga momen-momen yang bikin aku tercengang. Aku sampai mikir, “Serius nih, si Aris tega banget?” Setiap kali merasa sudah tahu alurnya, tiba-tiba ada kejutan baru yang bikin emosi naik lagi.

  3. Pacing Cerita yang Pas
    Nggak lambat, tapi juga nggak kebut. Kita dikasih waktu buat ikut meresapi emosi Kinan, tapi juga terus dikasih konflik yang berkembang. Drama yang rapi, nggak asal bikin penonton nangis aja.

  4. Akting Pemainnya Natural Banget
    Itu sih udah nggak perlu diragukan. Kinan, yang diperankan oleh Putri Marino, benar-benar hidup. Rasa frustrasi, marah, sedih, kecewa—semua terpancar tanpa harus terlalu dramatis. Dan Aris, diperankan Reza Rahadian… ya ampun, sebel tapi kagum juga. Bisa banget dia bikin kita percaya bahwa “playboy bertopeng family man” itu nyata.

Karakter-Karakter Menarik di Layangan Putus

Kinan – Wanita Kuat yang Disakiti, Tapi Tak Tumbang
Aku salut banget sama karakter Kinan. Bukan hanya karena dia kuat, tapi juga karena dia manusiawi. Dia nangis, dia hancur, dia marah—semua reaksi itu wajar. Tapi dari reruntuhan itu, dia bangkit. Dia mulai menyusun ulang hidupnya tanpa Aris. Rasanya kayak pelajaran hidup buat siapa pun yang pernah dikhianati: kamu boleh runtuh, tapi kamu juga bisa bangkit.

Aris – Suami ‘Baik’ yang Menyimpan Luka Rahasia
Nah ini… karakter yang bikin penonton gemas dan pengen nyubit layar. Aris digambarkan sebagai suami ideal: tampan, pintar, sukses, sayang anak. Tapi ternyata, semua itu topeng. Dia menyimpan hubungan gelap dengan wanita lain, dan yang lebih bikin kesel, dia bersikap seolah-olah semua itu bukan salahnya. Toxic banget.

Lydia – ‘Orang Ketiga’ yang Bikin Emosi Penonton Memuncak
Sosok Lydia ini menarik karena dia bukan semata-mata antagonis. Di beberapa bagian, kita bisa lihat bahwa dia juga manusia yang punya perasaan. Tapi ya tetap aja, dia masuk dalam hubungan orang lain. Dan itu nggak pernah benar, kan?

Raya – Anak yang Jadi Korban Diam-Diam
Salah satu elemen paling menyentuh buatku adalah si kecil Raya. Dalam drama orang dewasa, anak-anak sering jadi korban tak bersuara. Di Layangan Putus, kita bisa lihat bagaimana konflik orang tua bisa memengaruhi psikologis anak. Pelajaran besar banget di sini.

Pengalaman Pribadi Nonton Layangan Putus: Nangis, Marah, Tapi Belajar

Pelajaran berharga dalam berumah tangga di film "Layangan Putus" - ANTARA  News

Waktu nonton Layangan Putus, aku sengaja nonton sendiri dulu. Soalnya aku tahu, ini jenis film yang bakal bikin aku baper banget. Dan benar aja. Di tengah malam, sambil peluk bantal, aku nonton sambil sesekali ngomel sendiri. Ada momen aku pause dulu, napas panjang, karena kesel banget sama Aris.

Tapi bukan cuma karena dramanya. Film ini bikin aku mikir soal hubungan, soal komunikasi, soal pentingnya jujur dalam rumah tangga. Aku jadi inget salah satu teman lama yang pernah curhat tentang perselingkuhan suaminya. Waktu itu aku cuma bisa ngedukung dia dari jauh. Tapi setelah nonton ini, aku jadi bisa lebih mengerti gimana perasaan dia saat itu.

Dan bagian paling nyentuh buatku? Bukan waktu Kinan teriak, tapi waktu dia diam. Saat dia akhirnya memilih diam dan pergi. Itu jauh lebih menyakitkan tapi juga lebih kuat. Kadang, diam adalah bentuk kekuatan yang tak terucapkan.

Pelajaran Berharga dari Film Ini

  1. Cinta Butuh Kepercayaan, dan Sekali Rusak, Sulit Diperbaiki
    Film ini bukan sekadar drama, tapi cerminan realita. Nggak semua yang terlihat baik-baik aja itu memang bahagia. Dan cinta, sebesar apa pun, nggak akan cukup kalau dikhianati.

  2. Jangan Abaikan Intuisi
    Kinan punya intuisi kuat, dan dia berani menggali kebenaran. Banyak dari kita, terutama wanita, kadang merasa ada yang “nggak beres” tapi menolak melihat fakta. Film ini ngajarin pentingnya percaya pada firasat.

  3. Anak-anak Selalu Jadi Korban
    Kalau kita terlalu fokus pada konflik pribadi, kita bisa lupa bahwa anak-anak menyerap semuanya. Layangan Putus menyentil hal ini dengan sangat halus tapi dalam.

  4. Kita Punya Hak Untuk Bahagia
    Akhir cerita ini nggak menampilkan kebahagiaan sempurna. Tapi ada harapan. Dan itu cukup. Bahwa Kinan akhirnya memilih hidupnya sendiri, itu udah bentuk kemenangan.

Wajib Nonton, Tapi Siapkan Emosi!

Kalau kamu belum nonton Layangan Putus, saran dari aku: siapin mental. Bukan karena ceritanya menguras air mata aja, tapi karena film ini kayak cermin—nggak nyaman, tapi perlu.

Buat kamu yang suka drama yang “kena di hati”, yang nyari film dengan pesan moral kuat dan karakter yang berkembang secara nyata, ini film yang tepat. Bisa jadi kamu bakal marah, sebel, atau bahkan nangis. Tapi kamu juga akan belajar.

Dan buat kamu yang udah pernah ngalamin luka karena cinta atau dikhianati, mungkin kamu akan merasa dilihat. Bahwa kamu nggak sendiri. Bahwa kamu juga bisa kuat kayak Kinan.

Karena pada akhirnya, kita semua adalah layangan. Tapi kita berhak memutus benang yang membuat kita terombang-ambing, dan memilih arah terbang kita sendiri.

Baca juga artikel menarik lainnya tentang Pengepungan di Bukit Duri: Film Thriller Sejarah yang Bikin Tegang dari Awal  disini 

Author