Monita Tahalea: Perjalanan Musik, Suara Hangat, dan Cerita yang Menyentuh Hati 2025
Saya masih ingat pertama kali dengar suara Monita Tahalea. Waktu itu, lagu yang muncul di playlist acak saya adalah “Memulai Kembali”. Seketika saya berhenti ngerjain apapun. Ada sesuatu di nada suaranya yang bikin hati saya agak “tersentuh”, kayak ada ketenangan yang sulit dijelaskan.
Padahal sebelumnya saya cuma tahu dia sekilas dari Indonesian Idol generasi awal, tapi nggak pernah ngikutin serius. Rasanya aneh, bagaimana seseorang yang suaranya sederhana tapi penuh warna bisa bikin saya berhenti total, lalu benar-benar fokus ke setiap kata yang dia nyanyikan. Dari situ saya jadi makin penasaran siapa sebenarnya Monita Tahalea.
Dari Indonesian Idol ke Jalur Musik Independen

Monita Tahalea pertama kali dikenal publik lewat ajang Indonesian Idol musim kedua (2005). Walaupun nggak jadi juara, dia malah bikin orang-orang ingat dengan kualitas vokalnya yang unik. Banyak penyanyi jebolan ajang serupa kadang hilang ditelan waktu, tapi Monita beda.
Yang saya kagumi, dia nggak buru-buru ngejar ketenaran instan. Monita justru lebih memilih jalur independen, fokus ke musik yang benar-benar mewakili dirinya. Bayangin aja, di era saat itu banyak penyanyi kejar popularitas dengan lagu-lagu mainstream, sementara dia bikin karya yang penuh nuansa folk, jazz, dan pop akustik Wikipedia.
Saya pribadi merasa langkah itu penuh keberanian. Karena jujur, kalau saya di posisinya, mungkin akan takut “nggak laku” atau ditinggal pendengar. Tapi Monita membuktikan kalau jadi diri sendiri justru yang bikin karyanya abadi.
Lagu-Lagu yang Paling Membekas di Hidup Saya
Kalau ngomongin Monita Tahalea, mustahil nggak bahas lagunya. Ada beberapa yang benar-benar nempel di kepala saya, bahkan sering jadi soundtrack hidup sehari-hari.
“Hai”
Lagu ini sederhana, tapi pesannya kuat banget: tentang menyapa, tentang membuka diri. Saya pernah dalam fase hidup yang penuh tekanan, dan lagu ini kayak pelukan hangat.“Buka Hati Buka Kembali”
Pernah nggak sih kalian merasa udah capek jatuh bangun? Lagu ini kayak ngajarin saya buat jangan berhenti percaya sama cinta, meskipun pernah gagal.“Aku Adalah Kamu”
Jujur, ini salah satu lagu yang bikin saya mikir panjang. Tentang empati, tentang saling memahami orang lain. Kadang kita sibuk sama masalah sendiri, sampai lupa kalau orang lain juga berjuang.“Memulai Kembali”
Nah ini favorit saya. Lagu ini kayak mantra buat saya tiap kali lagi stuck atau gagal. Ada rasa optimis yang nggak menggurui, tapi tulus.
Yang menarik, hampir semua lagu Monita punya gaya lirik yang puitis tapi nggak ribet. Kayak ngobrol biasa, tapi kalau direnungin dalam banget.
Gaya Musik yang Berbeda dari Penyanyi Lain
Kalau orang lain sering kejar hits lewat lagu-lagu catchy, Monita Tahalea seakan bikin musik untuk jiwa. Gaya musiknya banyak dipengaruhi genre folk, pop akustik, jazz, bahkan elemen etnik.
Saya pernah denger satu sesi live-nya, cuma ditemani gitar akustik, tapi rasanya lebih magis daripada konser besar dengan banyak instrumen. Suaranya tuh bukan tipe yang bikin “wow” karena tinggi-tinggi nada, tapi bikin orang berhenti dan dengerin. Itu yang jarang dimiliki penyanyi lain.
Buat saya, musik Monita tuh kayak secangkir teh hangat sore hari. Nggak heboh, tapi menenangkan.
Kesalahan yang Pernah Saya Lakukan: Menganggap Musiknya “Terlalu Santai”

Jujur aja, awalnya saya sempat mikir musik Monita terlalu pelan, nggak cocok buat mood saya yang suka beat cepat. Saya salah besar. Setelah beberapa kali saya dengerin di waktu yang tepat—misalnya malam hari setelah kerja, atau pas lagi overthinking—baru sadar kalau musiknya memang harus dinikmati dengan hati yang tenang.
Kesalahan itu bikin saya belajar: jangan buru-buru menilai sesuatu. Kadang, butuh momen yang tepat buat benar-benar merasakan keindahan sebuah karya.
Mengapa Musik Monita Tahalea Relevan Buat Banyak Orang
Saya lihat, ada alasan kenapa Monita masih relevan meski dunia musik Indonesia berubah cepat.
Liriknya timeless. Nggak tergantung tren, tapi bicara soal cinta, harapan, dan kehidupan.
Suaranya konsisten. Dari dulu sampai sekarang, kualitas vokalnya stabil, bahkan makin matang.
Dekat dengan pendengar. Dia sering tampil di gigs kecil, coffee shop, acara kampus—membuatnya terasa lebih personal.
Saya pernah ikut salah satu penampilannya di sebuah acara komunitas musik, dan suasananya benar-benar intim. Rasanya kayak dia nyanyi langsung buat saya pribadi.
Pelajaran yang Bisa Saya Ambil dari Perjalanan Monita Tahalea
Dari cerita perjalanan musiknya, saya belajar beberapa hal penting:
Berani jadi diri sendiri. Di dunia yang sibuk ngejar viral, Monita konsisten dengan gaya musiknya.
Kualitas lebih penting dari popularitas. Kariernya bukti bahwa karya tulus akan menemukan pendengar setianya.
Sabar dalam proses. Dia nggak terburu-buru mengeluarkan karya, tapi setiap rilisan terasa matang.
Pelajaran ini sebenarnya nggak cuma relevan buat musik, tapi juga hidup sehari-hari. Kadang kita terlalu sibuk ngejar pengakuan orang lain, lupa sama esensi kita sendiri.
Monita di Mata Penggemarnya
Kalau lihat forum-forum atau komentar di YouTube, banyak orang yang merasa musik Monita kayak terapi. Ada yang bilang lagunya membantu mereka melewati masa-masa sulit, ada juga yang merasa ditemani dalam kesendirian.
Saya pribadi setuju banget. Ada masa ketika saya lagi stuck di pekerjaan, dengar lagunya bikin hati lebih ringan. Monita tuh tipe musisi yang bukan cuma bikin lagu, tapi bikin ruang aman untuk perasaan orang lain.
Refleksi Pribadi: Musik yang Jadi Teman Hidup
Kalau dipikir-pikir, saya sudah mendengarkan karya Monita hampir 10 tahun terakhir. Setiap fase hidup, selalu ada lagu yang pas dengan keadaan saya.
Dan yang menarik, meskipun musiknya nggak booming kayak lagu-lagu pop komersil lain, tapi justru itulah kekuatannya. Musiknya bertahan, menemani, nggak lekang oleh waktu.
Kadang saya mikir, dunia musik butuh lebih banyak orang seperti Monita. Orang-orang yang berani setia dengan idealisme tapi tetap bisa diterima luas.
Penutup
Perjalanan saya mengenal musik Monita Tahalea bisa dibilang penuh kejutan. Dari sekadar dengerin lagu random di playlist, sampai akhirnya menjadikannya salah satu musisi favorit yang selalu menemani hari-hari.
Bagi saya, Monita bukan cuma penyanyi. Dia adalah storyteller, yang lewat suaranya mampu menyampaikan cerita sederhana dengan cara paling indah.
Kalau kamu belum pernah benar-benar mendengar lagunya, coba deh malam ini nyalain “Memulai Kembali” atau “Hai”. Siapa tahu, kayak saya dulu, kamu juga bakal berhenti sejenak dan merasa: “Wah, ini suara yang gue cari.”
Baca juga fakta seputar : Biography
Baca juga artikel menarik tentang : Eri Cahyadi: Sosok Pemimpin Masa Kini yang Visioner
